Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 02 Mei 2013

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PREEKLAMSIA dan EKLAMSIA

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa factor. Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Hipertensi merupakan problema yang paling sering terjadi pada kehamilan. Bahkan,kelainan hipertensi pada kehamilan beresiko terhadap kematian janin dan ibu. Karena itu,deteksi dini terhadap hipertensi pada ibu hamil diperlukan agar tidak menimbulkan kelainan serius dan menganggu kehidupan serta kesehatan janin di dalam rahim. B. Rumusan Masalah • Apa saja klasifikasi hipertensi dalam kehamilan? • Faktor resiko terjadinya preeklamsia • Penanganan hipertensi, preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan • Tanda bahaya preeklamsia • Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsia C. Tujuan Untuk memenuhi tugas ASKEB IV (Patologi Kebidanan) dan juga menambah pengetahuan serta wwawasan mahasiswa dalam penanganan kasus hipertensi dalam kehamilan, juga agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan yang bermutu dan tepat guna bagi pasien.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA GANGGUAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Hipertensi selama kehamilan tidak seperti hipertensi yang terjadi pada umumnya, tetapi mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi baik pada janin maupun pada ibu. Komplikasi yang umum terjadi pada ibu adalah abrupsio plasenta, disseminated intravascular coagulation, perdarahan otak, gagal hati, dan gagal ginjal akut. Janin mempunyai resiko IUGR, premature dan kematian. 1. Hipertensi Kronis a. Hipertensi dikatakan kronis jika muncul sebelum kehamilan atau pada usia kehamilan di bawah 20 minggu b. Tekanan darah sistolik >140 mmhg dan diastolic >90 mmhg c. Apabila hipertensi didiagnosis selama kehamilan tetapi tidak kunjung menurun hingga pasca partum. 2. Preeklamsia adalah sekumpulan gejala secara spesifik hanya muncul selama kehamilan dengan usia >20 minggu ( kecuali pada penyakit trofoblastik ) dan dapat didiagnosis dengan criteria berikut : a. Ada peningkatan tekanan darah selama kehamilan (sistol >140mmhg atau diastole >90 mmhg), yang sebelumnya normal disertai proteinuria (>0,3 gram protein selama 24 jam atau >30 mg/dl dengan hasil reagen urine lebih dari 1+) b. Apabila hipertensi dalam kehamilan muncul tanpa proteinuria perlu dicurigai adanya preeklamsia seiring kemajuan kehamilan, jika muncul gejala nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri pada abdomen, nilai trombosit rendah dan kadar enzim ginjal abnormal. 3. Preeklamsia Berat a. Tekanan darah sistol >160 mmhg atau diastolic >110 mmhg b. Proteinuria (>2,0 g dalam 24 jam dengan reagen 2+ atau 3+) muncul pertama kali selama kehamilan dan menurun setelah persalinan c. Penigkatan nilai serum kreatinin (>1,2 ml/dl kecuali jika peningkatan telah diketahui sebelumnya) d. Jumlah trombosit <100.000 sel/mm3 e. Peningkatan aktifitas enzim hati (alanin aminotransferase, aspirat aminotransferase atau keduanya) f. Gejala gangguan syaraf, nyeri kepala menetap, gangguan penglihatan g. Nyeri ulu hati yang menetap h. Poliguria 400 mm dalam 24 jam 4. Eklamsia Gejala kejang, sebagai gejala preeklamsia yang telah disebutkan di atas (jika kejang tidak dapat dikaitkan dengan gejala lain) Ada dua hal penting yang menjadi pedoman dalam mendiagnosis preeklasia klasik. Saat ini edema tidak lagi dijadikan komponen ketiga dan trilogy preeklamsi. Pada masa yang lalu hipertensin di definisikan peningkatan tekanan sistol 30 mmhg atau diastole 15 mmhg dari tekanan darah normal. Definisi ini terbukti tidak cocok untuk definisi preeklamsia. Oleh karena itu definisi hipertensi pada kehamilan telah diperbaharui sebagai peningkatan tekanan sistol >140 mmhg dan diastole >90 mmhg setelah minggu ke 20 kehamilan. Sangat penting membedakan hipertensi kronis dari preeklamsia. Yang lebih penting lagi adalah ketika preeklamsia lebih menonjol dibanding hipertensi kronis. Hipertensi kronis menurut definisinya adalah hipertensi yang terjadi sebelum kehamilan atau sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Wanita dengan hipertensi kronis dapat diobati dengan obat antihipertensi. FAKTOR RESIKO Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokan dalam faktor resiko sebagai berikut : 1. Primigravida 2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar. 3. Umur yang ekstrim (terlalu tua atau terlalu muda) 4. Riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia 5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil 6. Obesitas A. HIPERTENSI Hipertensi merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil, disebut juga sebagai preeklamsia tidak murni. Wanita hamil dengan hipertensi tidak menunjukan gejala lain kecuali hipertensi. Yang paling banyak dijumpai adalah hipertensi esensial dengan tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sampai 160/100 mmHg. Kehamilan dengan hipertensi esensial akan berlangsung normal sampai dengan aterm. Pada kehamilan setelah 30 minggu, 30 % dari wanita hamil akan menunjukan kenaikan tekanan darah namun tanpa gejala. PENANGANAN • Dianjurkan mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu konsultasikan kepada ahli kandungan • Dianjurkan cukup istirahat, menjauhi emosi, dan jangan bekerja terlalu berat • Penambahan berat badan yang agresif harus dicegah. Dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam (sekarang tidak direkomendasikan lagi). • Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya. Jika kehamilan <37 minggu, tangani secara rawat jalan : • Pantau tekanan darah, proteinuria, dan kondisi janin setiap minggu • Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia • Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin yang terhambat, rawat dan pertimbangkan untuk terminasi kehamilan. B. PREEKLAMSIA/EKLAMSIA Preeklamsia adalah suatu penyakit yang muncul pada awal kehamilan dan berkembang secara perlahan dan akan menunjukan gejala bila kondisi semakin memburuk.Pada wanita yang menunjukan kecendrungan preeklamsia,tetapi gejala yang muncul tidak memenuhi criteria yang ada bidan perlumelakukan pemeriksaan laboratorium ( Hemoglobin,hemotokrit,trombosit,LDH,AST,ALT). Kondisi yang dihubungkan dengan preeklamsia adalah sebagai berikut : 1. Nuliparitas 2. Toproblastik ( 70 persen terjadi pada kasus mola hidatidosa ) 3. Kehamilan kembar, tanpa memperhatikan paritas. 4. Riwayat penyakit : a. Hipertensi kronis b. Penyakit ginjal kronis c. Diabetes mellitus pra-kehamilan 5. Riwayat preeklamsia atau eklamsia dalam keluarga 6. Riwayat preeklemsia sebelumnya 7. Peningkatan resiko untuk multipara yang memiliki pasangan seks yang baru 8. Etnis amerika-afrika dan asia Tanda dan gejala preeklamsia merupakan dasar pengkajian riwayat rutin ,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada setiap kunjungan prenatal .Apabila ditemukan tanda gejala atau gejala preeklamsia,perlu dilakukan tindak lanjut. Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklamsia dapat dibagi menjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat. a. Preeklamsia Ringan Diagnosis preeklamsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu. - Hipertensi : sistolik/diastolic ≥ 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan diastolic ≥ 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai criteria preeklamsia. - Preteinuria : ≥300 mg/24 jam atau ≥ 1+ - Edema : edema local tidak dimasukkan dalam criteria preeklamsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata. PENANGANAN : Jika kehamilan <37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan : o Pantau tekanan darah, proteinuria, reflex dan kondisi janin o Lebih banyak istirahat o Diet biasa o Tidak perlu diberi obat-obatan o Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan. o Jika proteinuria menungkat, tangani sebagai preeklamsia berat Jika kehamilan >37 minggu, pertimbangkan terminasi : o Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin. o Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau Kateter Foley, atau terminasi dengan SC b. Preeklamsia Berat Preeklamsia digolongkan dalam preeklamsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala berikut : - Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring. - Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif - Oliguria, yaitu produksi urine kurang dari 500 cc/24 jam - Kenaikan kadar keratin plasma - Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala dan pandangan kabur - Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen - Edema paru dan sianosis - Trombositopenia berat : <100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat. - Gangguan fungsi hepar : peningkatan kadar alanin dan aspartate aminotransfrase - Pertumbuhan janin intrauterine terhambat c. Eklamsia didiagnosis ketika preeklamsia berat memburuk menjadi kejang.kejang sering muncul sebelum persalinan dan berlanjut lagi higga pascapartum .pemantauan tanda gejala,mencakup nyeri kepala,gangguan penglihatan,nyeri ulu hati,atau kuadran kanan atas,dan kegelisahan,dapat menyiagakan bidan terhadap munculnya kejang. PENANGANAN PREEKLAMSIA BERAT DAN EKLAMSIA Penanganan preeklamsia berat dan eklamsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklamsia. Penanganan kejang  Beri obat antikonvulsan  Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker oksigen, oksigen)  Lindungi pasien dari kemungkinan trauma  Aspirasi mulut dan tenggorokan  Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendenburg untuk mengurangi resiko aspirasi  Beri O2 4-6 liter/menit Penanganan umum  Jika tekanan diastolic >110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan diastolic di antara 90-100 mmHg  Pasang infuse Ringer laktat dengan jarum besar (16 gauge atau >)  Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload  Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria.  Jika jumlah urin <30 ml/jam : - Infuse cairan dipertahankan 1 1/8 jam - Pantau kemungkinan edema paru  Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin  Observasi tanda vital, reflex, dan denyut jantung janin setiap jam.  Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru, stop pemberian cairan dan berikan diuretic misalnya furosemide 40 mg IV  Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati. C. TANDA BAHAYA PASIEN PREEKLAMSIA Rujuk segera pasien preeklamsia ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap apabila terdapat tanda bahaya preeklamsia seperti : • Sakit kepala hebat • Nyeri ulu hati • Buta mendadak • Proteinuria 4+ • Kejang • Mual • Muntah • Nyeri perut kuadran kanan atas • Oliguria • Sesak napas KEMENTERIAN KESEHATAN R. I. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU HAMIL I. PENGKAJIAN DATA A. IDENTITAS/BIODATA Nama Ibu : Ny R Nama Ayah : Tn. T Umur : 16 tahun Umur : 20 tahun Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang Alamat Rumah : Jl. Badak Alamat Rumah : Jl. Badak B. ANAMNESA ( Data Subjektif ) Pada tanggal : 20-11-2012 Pukul : 19.00 WIB 1. Kunjungan yang ke- II 2. Alasan kunjungan/keluhan utama : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya/ Ibu mengeluh sering merasa sakit kepala, bengkak pada jari-jari tangan dan kadang-kadang penglihatannya kabur 3. Riwayat Psikososial 1) Kehamilan ini : ( ) Direncanakan ( x ) Tidak direncanakan ( x ) Diterima ( ) Tidak diterima 2) Perasaan tentang kehamilan ini : Senang 3) Emosional ibu saat pengkajian : ( x )stabil ( ) labil 4) Jenis kelamin yang diharapkan : ( x ) ♀ ( x ) ♂ 5) Status Perkawinan : Syah Kawin I : Umur : 16 tahun Dengan suami umur : 20 tahun Lamanya : 0,5 tahun Anak - Orang Abortus - kali Kawin II : 6) Perilaku Kesehatan : Merokok ( ) ya ( x ) tidak Alkohol ( ) ya ( x ) tidak Narkoba ( ) ya ( x ) tidak 7) Susunan keluarga / Genogram : ? Keterangan : □ laki-laki ■ laki-laki dgn penyakit keturunan O perempuan ● perempuan dgn penyakit keturunan ---- tinggal serumah 4. Riwayat Obstetri a. Riwayat haid Haid pertama kali : 14 tahun teratur/tidak teratur Siklus : 28 hari Lamanya : 4-6 Hari Banyaknya : 2x ganti pembalut Sifat darah : Encer Dismenore : ada/tidak ada b. Riwayat kehamilan HPHT : 07-05-2012 TP : 14-02-2012 Keluhan – keluhan : • Trimester I : Pusing, mual kadang muntah • Trimester II : Pusing, bengkak diwajah, tangan dan penglihatan kabur • Trimester III : ......................................................................................... Pergerakan anak pertama kali : hamil 18 minggu Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam : ( ) kurang dari 10 kali ( x ) lebih dari 10 sampai 20 kali ( ) lebih dari 20 kali Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam, dengan frekuensi : ( ) kurang dari 15 detik ( ) lebih dari 15 detik Bila ada pergerakan keluhan yang dirasakan : Tidak ada keluhan 5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : GIP0A0 6. Riwayat KB : Tidak ada 7. Riwayat Kesehatan : Penyakit yang pernah atau sedang diderita : Penyakit Klien Keluarga Jantung Tidak Ada Tidak Ada Hipertensi Tidak Ada Ada, ayah klien Hepar/hepatitis Tidak Ada Tidak Ada Diabetes Mellitus Tidak Ada Tidak Ada Anemia ringan/sedang/berat Tidak Ada Tidak Ada PHS dan HIV/AIDS Tidak Ada Tidak Ada Campak Tidak Ada Tidak Ada Malaria Tidak Ada Tidak Ada Tuberkulosis (TBC) Tidak Ada Tidak Ada Keturunan kembar : Tidak Ada 8. Riwayat kebiasaan a. Pola makan : Ibu makan 3x/hari porsi sedang dengan ikan, daging, telur, sayur dan buah. Ibu minum ±8 gelas air putih, susu setiap malam sebelum tidur. b. Pola Eliminasi : BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan BAK 4-6x/hari, warna kuning jernih, tidak ada nyeri c. Personal Hygiene : Ibu mandi 2x/hari menggunakan sabun, keramas 3x/minggu, menggosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur, mengganti pakaian dalam bila terasa lembab dan basah. d. Pola aktivitas sehari-hari : Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga, melakukan pekerjaan rumah tanggan, dan mengurus suami. e. Pola istirahat dan tidur : Siang ± 1 jam/hari Malam ± 6-8 jam/hari f. Seksualitas : Tidak ada keluhan g. Imunisasi : TT1 : Pernah Tanggal :16-10-2012 TT2 :Pernah Tanggal :17-11-2012 C. PEMERIKSAAN FISIK ( Data Objektif ) 1. Tanda-tanda vital : TD = 150/90 mmhg Nadi = 80 x/menit RR = 22 x /menit Suhu= 37 oC 2. Lingkar lengan atas : 24 cm 3. TB : 152 cm 4. BB sebelum hamil : 45 kg 5. BB sekarang : 50 kg 6. Kepala dan rambut Warna rambut : Hitam Distribusi : Merata Kebersihan : Bersih Kekuatan : Kuat Keadaan kulit kepala : Sehat, tidak berketombe 7. Muka Oedema : Ya Chloasmagravidarum : Ada 8. Mata Konjungtiva : Tidak anemis Skelera : Tidak ikterik Kemampuan penglihatan : Kadang-kadang kabur 9. Mulut Gigi : Lengkap, tidak berkaries Gusi : Tidak ada pembengkakan, tidak mudah berdarah Mukosa Bibir : Lembab 10. Telinga Pengeluaran : Tidak ada Kemampuan pendengaran : Baik, ibu dapat mendengar dengan baik 11. Hidung Pengeluaran hidung : Tidak ada Kemampuan Penciuman : Ibu dapat mendengar dengan baik 12. Leher Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada Pembesaran vena jagularis : Tidak ada Pembesaran KGB : Tidak ada 13. Dada Simetris : Ya Pergerakan : Teratur 14. Mammae Pengeluaran : Tidak ada Hiperpigmentasi Aerola : Ya Konsistensi : Lunak Kebersihan : Bersih Keadaan puting susu : Menonjol 15. Abdomen Pembesaran : Sesuai usia kehamilan Warna/Asites : Sesuai perut ibu, tidak asites Bekas luka : Tidak ada Linea : Nigra Striae : Libida Leopold I : TFU 2 jari atas pusat (Md = 27 cm) Leopold II : Pu-Ka Leopold III : Let-Kep Leopold IV : belum masuk PAP TBBJ : 2325 gram DJJ : + 146x/menit 16. Genitalia (Vagina) (Tidak dilakukan pemeriksaan) Oedema : ………………………………………………………………………………… Varises : ………………………………………………………………………………… Pembesaran kelenjar : ………………………………………………………………………………… Pengeluaran cairan : …………………………………………………………………………………. Bekas episiotomy : ………………………………………………………………………………… Kemerahan : ………………………………………………………………………………… Nyeri : ………………………………………………………………………………… Tanda Chadwick : ………………………………………………………………………………… 17. Anus : Hemoroid : Tidak ada 18. Tangan : Kuku : Bersih Oedema : Ya Kaki : Varises : Tidak ada Oedema : Ya Reflek Patella : +/+ 19. Punggung Lordosis : Tidak Kiposis : Tidak Scoliosis : Tidak Ketuk costovertebra : -/- 20. Ukuran panggul luar (Tidak dilakukan pemeriksaan) Distansia spinarum : …………………. Cm Conjugata eksterna : ……………… cm Distansia kristarum : …………………. Cm Lingkar panggul : ……………… cm D. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal : …………………. Darah : HB : 11,3 gr% Golongan darah : O Rhesus : + Urine : Protein Urine : 2+ Reduksi Urine : …………………. 2. Pemeriksaan penunjang lainnya : ………………….………………….………………….………………….………………….………………….………………….………………….………………….………………….………………….………………….………………….…………………. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI NY. R USIA 16 TAHUN G1P0A0 DI BPS YUNITHA I. PENGKAJIAN DATA (terlampir) II. INTERPRETASI DATA Diagnosa : G1P0A0, hamil 28 minggu, janin tunggal hidup intra uterine dengan preeklamsia ringan Data “S” : • Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, belum pernah melahirkan, dan tidak pernah mengalami keguguran • Ibu mengatakan HPHT 07-05-2012 • Ibu mengatakan janinnya bergerak aktif • Ibu mengeluh sering merasa sakit kepala, bengkak pada jari-jari tangan dan kadang-kadang penglihatannya kabur Data “O” : • TP 14-02-2013 • Keadaan umum ibu : baik, kesadaran compos mentis • Tanda-tanda Vital : TD : 150/90 mmHg R : 22 x/menit N : 80 x/menit S : 37 oC • Inspeksi : dilakukan pemeriksaan head to toe dan hasilnya ada edema di ekstremitas atas • Palpasi : L I : TFU 2 jari atas pusat (Md = 27 cm) L II : Pu-Ka L III : Let-Kep L IV : belum masuk PAP • Auskultasi : DJJ + 146 x/menit • Perkusi : - Reflek Patella +/+ - Ketuk Costovertebra -/- • TBBJ ± 2325 gram • Pemeriksaan Penunjang : - HB 11,3 gr% - Protein Urine 2+ - Golongan Darah O - Rhesus + Masalah : Bengkak pada jari-jari tangan, sakit kepala dan penglihatan ibu yang kadang-kadang kabur. Kebutuhan : Informasi hasil pemeriksaan, KIE seputar kehamilan dan penanganan keluhan ibu III. DIAGNOSA POTENSIAL Preeklamsia berat Eklamsia IV. TINDAKAN SEGERA o Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin setiap minggu o Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia V. INTERVENSI 1. Lakukan komunikasi interpersonal 2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan 3. Beritahu ibu penyebab dari keluhan yang dirasakan 4. Anjurkan ibu untuk santai dan tenang dalam menghadapi kehamilan 5. Anjurkan ibu untuk banyak beristirahat 6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi 7. Beritahu ibu tanda bahaya kehamilan 8. Berikan raboransia dan therapy dengan berkolaborasi 9. Anjurkan ibu kontrol ulang VI. IMPLEMENTASI 1. Melakukan komunikasi interpersonal agar tercipta hubungan yang nyaman dan rasa saling percaya antara ibu dan bidan. 2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa sekarang usia kehamilan ibu 26 minngu, kondisi ibu dan janin baik, tanda-tanda vital ibu dalam batas normal namun tekanan ibu agak tinggi, posisi janin baik, DJJ + 146 x/menit, kuat dan teratur, hasil pemeriksaan penunjang menunjukan adanya proteinuria dalam urine ibu. 3. Memberitahu ibu penyebab dari keluhan yang dirasakan adalah karena adanya tanda gejala preeklamsia ringan pada kehamilan, namun ibu tidak perlu khawatir karena masih bisa diatasi asalkan ibu bersedia mengikuti semua anjuran yang diberikan bidan. 4. Menganjurkan ibu untuk santai dan tenang dalam menghadapi kehamilan dan juga memberikan dukungan agar ibu tidak stress dalam menjalani kehamilan. 5. Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat, tidak berpergian terlalu jauh dan mengurangi aktivitas ibu yang berat-berat agar ibu tidak kelelahan. 6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seperti ikan, telur, tahu-tempe, sayuran hijau (bayam, kangkung, dll), kentang, wortel, buah-buahan dan perbanyak minum air putih untuk memenuihi nutrisi yang diperlukan ibu dan janin. Mengurangi makanan yang bersifat menaikan tekanan darah seperti daging sapi, ikan asin, dan daun singkong. 7. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan, yaitu :  Perdarahan pervaginam  Demam ±2 hari (>38 oC)  Bengkak pada wajah dan tangan disertai pandangan kabur  Nyeri perut hebat  Gerakan janin berkurang/janin tidak bergerak  Air ketuban keluar selelum waktunya 8. Memberikan raboransia dan therapy setelah berkonsultasi dengan dr. SPoG : R/ gestamin plus XX | 1x1 tablet Nifedipin 10 mg IX | 3x1 tablet 9. Menganjurkan ibu kontrol ulang 1 minngu lagi atau bila dirasakan keluhan semakin berat dan ada mengalami tanda bahaya kehamilan VII. EVALUASI 1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan 2. Ibu bersedia mengikuti semua anjuran yang diberikan bidan 3. Ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan 4. Ibu telah mendapatkan raboransia 5. Ibu bersedia untuk kontrol ulang