Pendahuluan
Salah satu penyebab utama kematian ibu adalah sepsis puerperalis, yang menyebabkan 15% dari seluruh kematian ibu yang terjadi di negara berkembang. Jika tidak menyebabkan kematian, sepsis puerperalis dapat menyebabkan masalah – masalah kesehatan menahun seperti penyakit radang panggul kronis (pelvic inflammatory disease (PID) dan infertilitas.
Sangat penting bagi bidan untuk mampu mencegah sepsis puerperalis dan melakukan tindakan yang segera jika sepsis ini terjadi.
Pertama, pengajaran tentang sepsis puerperalis dan cara terjadinya. Kedua, rencanakan kunjungan masyarakat untuk menyelidiki angka kejadian sepsis puerperalis di dalam masyarakat itu.
Definisi Sepsis Puerperalis
Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang dapat terjadi setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus di mana terdapat dua atau lebih dan hal – hal berikut ini :
– Nyeri pelvik;
– Demam 38,5°C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja;
rabas – vagina yang abnormal;
– Rabas – vagina berbau busuk;
– Keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus (sub involusio uteri).
Bakteri Penyebab Sepsis Puerperalis
Beberapa bakteri yang paling umum adalah
• streptokokus
• stafilokokus
• Escherichia coli (E. Coli)
• Clostridium tetani
• Clostridium width
• Chlamidia dan gonokokus (bakteri penyebab penyakit menular seksual).
Infeksi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gabungan antara beberapa macam bakteri. Bakteri tersebut bisa endogen atau eksogen.
Bakteri Endogen
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rektum tanpa menimbulkan bahaya (misal, beberapa jenis stretopkokus dan stafilokokus, E. Coli, Clostridium welchii).
Bahkan jika teknik steril sudah digunakan untuk persalinan, infeksi masih dapat terjadi akibat bakteri endogen.
Bakteri endogen juga dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika :
• bakteri ini masuk ke dalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen pemeriksaan pelvik;
• bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/
laserasi, atau jaringan yang mati (mis., setelah persalinan traumatik atau setelah persalinan macet);
• bakteri masuk sampai ke dalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri eksogen
Bakteri ini masuk ke dalam vagina dari luar (streptokokus, Clostridium tetani, dsb).
Bakteri eksogen dapat masuk ke dalam vagina :
– melalui tangan yang tidak bersih dan instrumen yang tida steril
– melalui substansi / benda asing yang masuk ke dalam vagina (misal, ramuan / jamu, minyak, kain);
– melalui aktivitas seksual.
Tetanus postpartum adalah infeksi pada ibu atau bayi yang disebabkan oleh Clostridium tetani.
Bakteri tetanus hidup di tanah terutama tanah basah yang kaya akan pupuk hewani. Bakteri tetanus dapat masuk ke tubuh ibu jika tangan yang tidak bersih, kain, kotoran sapi, atau ramu – ramuan dimasukkan ke dalam vagina. Bakteri ini masuk ke tubuh bayi melalui umbilikus jika tali pusat dipotong dengan instrumen yang tidak bersih, atau ramu – ramuan, atau kotoran sapi digunakan untuk membalut tali pusat.
Infeksi tetanus sangat berat dan menyebabkan kekakuan, spasme, konvulsi, dan kematian. Tetanus dapat dicegah dengan memastikan bahwa setiap ibu hamil mendapatkan imunisasi tetanus toksoid selama kehamilan. Imunisasi ini akan melindungi ibu dan bayi dari infeksi tetanus.
Di tempat – tempat di mana penyakit menular seksual (PMS) (misal, gonorrhea dan infeksi klamidial) merupakan kejadian yang biasa, penyakit tersebut merupakan penyebab terbesar terjadinya infeksi uterus. Jika seorang ibu terkena PMS selama kehamilan dan tidak diobati, bakteri penyebab PMS itu akan tetap berada di vagina dan bisa menyebabkan infeksi uterus setelah persalinan.
Infeksi uterus yang disebabkan oleh PMS dapat dicegah dengan mendiagnosis dan mengobati ibu yang terkena PMS selama kehamilan mereka.
Tanda – Tanda dan Gejala Sepsis Puerperalis
Ibu biasanya mengalami demam tetapi mungkin tidak seperti demam pada infeksi klostridial. Ibu dapat mengalami nyeri pelvik, nyeri tekan di uterus, lokia mungkin berbau menyengat (busuk), dan mungkin terjadi suatu keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus. Di sisi laserasi atau episiotomi mungkin akan terasa nyeri, membengkak, dan mengeluarkan cairan bernanah.
Faktor Resiko pada Sepsis Puerperalis
Ada beberapa ibu yang lebih mudah terkena sepsis puerperalis, misalnya ibu yang mengalami anemia atau kekurangan gizi atau ibu yang mengalami persalinan lama.
Pustaka
Safe Matherhood : Modul Sepsis Puerperalis Materi Pendidikan Kebidanan, EGC.
Salah satu penyebab utama kematian ibu adalah sepsis puerperalis, yang menyebabkan 15% dari seluruh kematian ibu yang terjadi di negara berkembang. Jika tidak menyebabkan kematian, sepsis puerperalis dapat menyebabkan masalah – masalah kesehatan menahun seperti penyakit radang panggul kronis (pelvic inflammatory disease (PID) dan infertilitas.
Sangat penting bagi bidan untuk mampu mencegah sepsis puerperalis dan melakukan tindakan yang segera jika sepsis ini terjadi.
Pertama, pengajaran tentang sepsis puerperalis dan cara terjadinya. Kedua, rencanakan kunjungan masyarakat untuk menyelidiki angka kejadian sepsis puerperalis di dalam masyarakat itu.
Definisi Sepsis Puerperalis
Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang dapat terjadi setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus di mana terdapat dua atau lebih dan hal – hal berikut ini :
– Nyeri pelvik;
– Demam 38,5°C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja;
rabas – vagina yang abnormal;
– Rabas – vagina berbau busuk;
– Keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus (sub involusio uteri).
Bakteri Penyebab Sepsis Puerperalis
Beberapa bakteri yang paling umum adalah
• streptokokus
• stafilokokus
• Escherichia coli (E. Coli)
• Clostridium tetani
• Clostridium width
• Chlamidia dan gonokokus (bakteri penyebab penyakit menular seksual).
Infeksi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gabungan antara beberapa macam bakteri. Bakteri tersebut bisa endogen atau eksogen.
Bakteri Endogen
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rektum tanpa menimbulkan bahaya (misal, beberapa jenis stretopkokus dan stafilokokus, E. Coli, Clostridium welchii).
Bahkan jika teknik steril sudah digunakan untuk persalinan, infeksi masih dapat terjadi akibat bakteri endogen.
Bakteri endogen juga dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika :
• bakteri ini masuk ke dalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen pemeriksaan pelvik;
• bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/
laserasi, atau jaringan yang mati (mis., setelah persalinan traumatik atau setelah persalinan macet);
• bakteri masuk sampai ke dalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri eksogen
Bakteri ini masuk ke dalam vagina dari luar (streptokokus, Clostridium tetani, dsb).
Bakteri eksogen dapat masuk ke dalam vagina :
– melalui tangan yang tidak bersih dan instrumen yang tida steril
– melalui substansi / benda asing yang masuk ke dalam vagina (misal, ramuan / jamu, minyak, kain);
– melalui aktivitas seksual.
Tetanus postpartum adalah infeksi pada ibu atau bayi yang disebabkan oleh Clostridium tetani.
Bakteri tetanus hidup di tanah terutama tanah basah yang kaya akan pupuk hewani. Bakteri tetanus dapat masuk ke tubuh ibu jika tangan yang tidak bersih, kain, kotoran sapi, atau ramu – ramuan dimasukkan ke dalam vagina. Bakteri ini masuk ke tubuh bayi melalui umbilikus jika tali pusat dipotong dengan instrumen yang tidak bersih, atau ramu – ramuan, atau kotoran sapi digunakan untuk membalut tali pusat.
Infeksi tetanus sangat berat dan menyebabkan kekakuan, spasme, konvulsi, dan kematian. Tetanus dapat dicegah dengan memastikan bahwa setiap ibu hamil mendapatkan imunisasi tetanus toksoid selama kehamilan. Imunisasi ini akan melindungi ibu dan bayi dari infeksi tetanus.
Di tempat – tempat di mana penyakit menular seksual (PMS) (misal, gonorrhea dan infeksi klamidial) merupakan kejadian yang biasa, penyakit tersebut merupakan penyebab terbesar terjadinya infeksi uterus. Jika seorang ibu terkena PMS selama kehamilan dan tidak diobati, bakteri penyebab PMS itu akan tetap berada di vagina dan bisa menyebabkan infeksi uterus setelah persalinan.
Infeksi uterus yang disebabkan oleh PMS dapat dicegah dengan mendiagnosis dan mengobati ibu yang terkena PMS selama kehamilan mereka.
Tanda – Tanda dan Gejala Sepsis Puerperalis
Ibu biasanya mengalami demam tetapi mungkin tidak seperti demam pada infeksi klostridial. Ibu dapat mengalami nyeri pelvik, nyeri tekan di uterus, lokia mungkin berbau menyengat (busuk), dan mungkin terjadi suatu keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus. Di sisi laserasi atau episiotomi mungkin akan terasa nyeri, membengkak, dan mengeluarkan cairan bernanah.
Faktor Resiko pada Sepsis Puerperalis
Ada beberapa ibu yang lebih mudah terkena sepsis puerperalis, misalnya ibu yang mengalami anemia atau kekurangan gizi atau ibu yang mengalami persalinan lama.
Pustaka
Safe Matherhood : Modul Sepsis Puerperalis Materi Pendidikan Kebidanan, EGC.
http://deetha-nezz.blogspot.com/2011/06/definisi-etiologi-dan-faktor-resiko.html
1 komentar:
terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...
http://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-radang-panggul/
Posting Komentar